Ngentot Bareng Negro Konti Gede

DuniaSex99July 23, 2018

Cerita Sex ini berjudul ”Ngentot Bareng Negro Konti Gede” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

 

Duniasex99 – Suatu sore jelang magrib, aku lagi makan di foodcourt, sendirian aja kerna gak da temen ketika itu. Kebetulan foodcourt lagi rame dan aku dapet meja bunder dengan 4 kursi. Kerna aku ndirian ya 3 kursinya kosong. Lagi aku makan smabil ngelamun, ada orang tinggi kurus nyapa aku. “Bole saya duduk disini”, bahasa indonesianya kaku.

Aku memandang orangnya, orang item, item banget, jadi giginya kliatan puti jadinya. “Bole aja”, jawabku. “Makasi”. Dia duduk disebrang aku. “Aku John”. Kamu siapa”. “inez”. “Kamu cantik inez”. “Ah biasa ja kok”. “betul cantik bukan gombal”. Wah dah ngerti arti gombal, artinya biar kaku dia dah bisa ngomong lancar dalam bahasa indosenia. “KAmu kerja apa”. “Nganggur”, jawabku ogah2an. Orangnya si gak jelek2 amat tapi itemnya itu lo, sampe gosong gitu, bibirnya tebel, ciri khas orang item yang belon terkontaminasi suku laennya, maksudku apakah kulit putih atau asia. “Mo bantu saya gak”. “Mo disuru ngapain”. “anter aku kemana2 aja, aku blon tau jalan disini”. Kerna aku diem aja, dia merayu lebi lanjut. Aku kasi kamu honor harian deh, ditambah biaya makan dan transport, serta aku kasi bonus memenuhi semua kebutuhan kamu”. Dia menyebutkan angka yang cukup besar nilainya buat aku. “Apa aja?” “Ya apa aja yang kamu mau aku beliin”. “Wah asik banget tu”. “IYa, tapi kamu nemeni aku di hotel selama aku disini ya”. Wah, pasti aku digarap deh lo nemeni dia di hotel, kata orang barang negro kan gede dan panjang banget kaya kuda punya, apa muat tu di memek aku. Tapi tergiur juga ma tawarannya. Tajir juga ni si item, jangan2 bandar narkoba ya, biar aja deh, gak usah nanya2 apa bisnisnya. Lagian rupiah lagi ampir gak da nilainya, makanya duit dolarnya kalo di kurs ke rupiah kan memang jadi gede banget. “Oke deh”. “deal?” “Deal”. Dia mengangkat tangannya terus aku tos dengan dia.

Habis makan aku ikut dia ke hotel, sebelumnya dia blanjain aku pakean kerna aku gak bawa pakean ganti. Dia royal amat belanjain aku, aku dibeliin beberepa potong pakean sekaligus dan juga disuru beli daleman yang sexy2. Di hotel aku disurunya cobain daleman yang sexy, wah dah napsu rupanya dia ma aku. Cuek aja deh, dah diblanjain, dah diaksi cash dimuka untuk beberapa hari lagi. Cashnya dah aku setor ke akun aku di bank, katimbang ilang kan, lagian aku gak butuh tu uang selama ma dia, mau apa juga dia yang bayar. Aku mandi dulu terus kupake daleman sexyku, cuma dia bilang mo kluar bentar, jadi aku baring2 aja diranjang hanya pake daleman sexy tadi. aku berbaring saja melamun, lama2 kantuk menyerangku, sehingga tanpa terasa aku tertidur. Tidak tau berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena kasurnya bergerak kerna ada yang dudukin. Dia senyum mandangin aku, dia cuma pake celana pendek gombrong. Dadanya telanjang dan berbulu. “Sori, aku mengganggu tidurmu?”, tanyanya sambil tersenyum. “Aku suka sekali sama prempuan sini, kulitnya tidak putih dan sexy”, katanya sambil tersenyum. “Aku gak sexy, aku kan kurus gini, semua serba kecil”. “Nez, aku napsu sekali liat badan kamu yang serba kecil itu”, katanya. Langsung kulirik daerah slangkangannya, kelihatannya sudah mulai ngaceng karena kelihatan ngegelembung.

Dia mengelus2 punggungku, terus tangannya pindah mengelus pahaku, merayap makin dalam sehingga menggosok nonokku dari luar CDku. Aku mengangkangkan pahaku sehingga jarinya menggosok2 belahan nonokku, tetap dari luar cd. “Ssh John”, erangku. “Nez, kamu maukan ngentot dengan aku”, tanyanya sambil tersenyum, jarinya terus saja mengelus belahan nonokku dari luar. Dia mulai menjilati pahaku, jilatannya perlahan menjalar ketengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei ketika kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd ku yang disingkirkan dengan jarinya lalu menyentuh bibir nonokku. Bukan hanya bibir nonokku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang nonokku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya napsuku.

Sesaat kemudian, dia menarik lepas ikatan cdku. Matanya seperti mau copot melihat nonokku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Dia mendekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaan nonokku yang ditumbuhi jembut halus. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke toketku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik braku kemudian meremas toketku dengan gemasnya. “Sin, toket kamu kenyal banget biar kecil juga” bisiknya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik. Aku hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Dia makin getol, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus nonokku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup braku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas toketku dengan pentil yang sudah mengeras. Aku merasakan kon tol keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Dia kelihatan sangat bernafsu melihat toketku yang imut itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cupnya.

Ketika dia menciumi leherku, terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai kecupan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada toketku mengencang atau jarinya mengebor nonokku lebih dalam. Kecupannya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas. Dia bergerak lebih cepat dan melumat bibirku. Mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

Setelah puas berciuman, dia melepaskan dekapannya dan melepas kolor celana pendeknya. Maka menyembullah kon tolnya yang sudah ngaceng dari tadi. Aku melihat takjub pada kon tol yang begitu besar dan berurat, belum pernah aku melihat kon tol sebesar dan sepanjang kon tolnya. Ini kon tol terbesar dan terpanjang yang pernah kulihat. Kebayang besarnya kenikmatan yang akan aku dapatkan kalo kon tol extra besar itu keluar masuk di nonokku. Akupun pelan-pelan meraih kon tolnya, ya ampun tanganku tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya. “Ayo Nez, emutin kon tolku” katanya. Kubimbing kon tol dalam genggamanku ke mulutku , uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain mengemut tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati biji pelirnya. “Uaahh..ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati emutanku, sementara tangannya yang bercokol di toketku sedang asyik memelintir dan memencet pentilku. Tangan kanannya tetap saja mempermainkan nonok dan itilku. Aku menggelinjang gak karuan, tapi kon tolnya tetap saja aku emut. Aku hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutku penuh dengan kon tolnya yang besar. “Nez, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati nonok kamu”, katanya.

Baca Juga :   Cerita Panas Villa Puncak Jadi Kenikmatan

ikatan braku dilepasnya dengan sekali tarikan. Dia mengambil posisi ditengah slangkanganku, kon tolnya yang besar dan keras diarahkannya ke nonokku yang sudah makin basah. DIa langsung saja menindihku. kontolnya diarahkan ke belahan nonokku yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu dia menekan kontolnya sehingga kepala kontolnya mulai menerobos masuk nonokku. Aku mengerang keenakan sambil memeluk punggungnya. Dia kembali menciumi bibirku. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu dia terus menekan pantatnya pelan2 sehinggga kepala kon tolnya masuk nonokku makin dalam dan bless…… kon tolnya sudah masuk setengahnya kedalam nonokku. “Aah, kontol kamu nikmat banget John”, erangku sambil mencengkeram punggungnya. Aku menggeliat2 ketika kurasakan betapa besarnya kon tol yang menerobos masuk nonokku pelan2. nonokku berkontraksi kemasukan kont ol gede itu. “Nez, nonok kamu peret banget”, katanya sambil terus menekan masuk kon tolnya pelan2. “abis kon tol kamu besar sekali. nonokku belum pernah kemasukan yang sebesar kon tol kamu, masukin terus John, nikmat banget deh rasanya”, jawabku sambil terus menggeliat. Kedua kakiku kulingkarkan di pinggangnya sehingga kon tol besarnya langsung ambles semuanya di nonokku. “John, ssh, enak, terusin”, erangku. Aku menggeliat2 ketika dia mulai mengeluarmasukkan kon tolnya di nonokku. Aku mengejang2kan nonokku meremes2 kon tolnya yang sedang keluar masuk itu. “Nez, nikmat banget empotan nonok kamu”, erangnya. Dia memelukku dan kembali menciumi bibirku, dengan menggebu2 bibirku dilumatnya, aku mengiringi permainan bibirnya dengan membalas mengulum bibirnya. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Tangannya mulai bergerilya ke arah toketku. ToketKu diremas perlahan, seirama dengan enjotan kon tolnya di nonokku. Aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulku mengikuti goyangan pinggulnya. kon tolnya terus saja dikeluar masukkan mengisi seluruh relung nonokku. Sambil mengdnjotkan kon tolnya, dia mengemut pentilku yang keras dengan lembut. Dimainkannya pentil kanan dengan lidahnya, namun seluruh permukaan bibirnya membentuk huruf O dan melekat di toketku. Ini semua membuat aku mendesah lepas, tak tertahan lagi. Dia mulai mempercepat enjotannya. Aku makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…”

Dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk makin cepat dan keras, aku menggeliatkan pinggulku mengiringi keluar masuknya kon tolnya di nonokku. Setiap kali dia menancapkan kon tolnya dalam2 aku melenguh keenakan. Terasa banget kon tolnya menyesaki seluruh nonokku sampe kedalem. Karena lenguhanku dia makin bernapsu mengenjotkan kon tolnya. Gak bisa cepet2 karena kakiku masih melingkar dipinggangnya, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di nonokku. Kenikmatan terus berlangsung selama dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, akhirnya aku gak tahan lagi. Jepitan kakiku di pinggangnya terlepas dan kukangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kon tolnya keluar masuk nonokku dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Dia makin intens mengenjotkan kon tolnya. Bibirku yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun dilumatnya, dan aku membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kanannya tetap berada ditoketku, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilku. Terasa nonokku mencengkeram kon tol gedenya. Tidak lama kemudian aku memeluk punggungnya makin keras “John, aku mau nyampe”. “Kita bareng ya Nez”, katanya sambil mempercepat enjotannya. Aku gak tahan lagi ni, aku nyampe, aakh”, jeritku saking nikmatnya. Kakiku kembali kelingkarkan di pinggangnya sehingga kon tolnya nancep dalam sekali di nonokku. nonokku otomatis mengejang2 Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kon tolnya menghujam keras ke dalam nonokku, mengiringi muncratnya pejunya. “Akh Nez, aku ngecret Nez, akh”, dia mengerang sambil mengecretkan pejunya beberapa kali di no nokku. Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, aku dipeluknya sementara kon tolnya masih tetep nancep di nonokku. aku menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, dia mencabut kon tolnya dari nonokku. kon tolnya berlumuran lendir nonokku dan pejunya sendiri. Dia berbaring disebelahku. “Nez, kamu nikmat banget deh kalo dien tot. Kamu yang paling nikmat dari semua perempuan muda yang pernah aku en tot”, katanya sambil mengelus2 pipiku.

Setelah dengusan napas mereda, dia mencabut kon tolnya dari no nokku dan terkapar disebelahku. “John, kon tol kamu lemes aja udah gede, gak heran kalo nga ceng jadi gede banget. Bener kata temenku, makin gede kon tol yang masuk, makin nikmat rasanya”, kataku. “memangnya kontol yang biasanya masuk ke nonok kamu kecil2 ya Nez”, tanyanya. “Gede2 sih, tapi gak ada yang segede kon tol kamu, tapi nikmat banget deh”, jawabku sambil menguap. “Iya Nez, nonok kamu kenceng sekali njepit kon tolku dan empotannya luar biasa”, katanya memuji.

Aku merasa lapar lagi, padahal belon lama dah makan. “John, aku laper lagi”, kataku. “Iya Nez, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabnya. “Mandi yuk” ajaknya. Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, dia kemudian menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Aku duduk dipangkuannya dan tangannya mengusap2 pahaku. “Kamu cantik sekali, Nez”, rayunya. Tangannya pidah ke bukit nonokku mempermainkan jembutku yang halus. Dia bisa melakukan itu karena aku mengangkangkan pahaku. Tangannya terus menjalar ke atas ke pinggangku. “geli John”, kataku ketika tangannya menggelitiki pinggangku. Aku menggeliat2 jadinya. Segera tangannya meremes2 toketku.”toket kenceng biar imut juga”, katanya. “kamu suka kan”, jawabku. “ya Nez, aku suka sekali setiap senti dari tubuhmu”, jawabnya sambil terus meremes2 toketku. DIa kemudian mencium bibirku. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, berpakaian – aku mengenakan pakaian yang dibelikannya tadi. “bagus gak”, kataku memamerkan pakain baruku. “Bagus Nez, kamu pake apa juga bagus, kamu cantik banget sih”. jawabnya. “Kalo gak pake baju”, kataku lagi. “lebih bagus lagi, napsuin”, jawabnya. “Makan yu”. Kami keluar kamar sambil berpelukan, mencari tempat yang romantis untuk makan malam. ditepi laut. Habis makan dia mengajakku ke pub untuk melewatkan malam. Lewat tengah malam baru kami kembali ke hotel.

Baca Juga :   Adik Ipar Hamil yang Tiga bulan

Aku membuka pakaianku dan hanya mengenakan daleman yang tipis duduk diranjang, diapun segera melepas pakaiannya meninggalkan cd nya saja dan duduk disebelahku. “badanku pegel2 John”, kataku. “kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya sambil menarik tanganku. Akupun duduk membelakanginya. Dia mulai memijit pelan keningku dari belakang. Tak terasa dari kening turun ke kuduk. Aku hanya terpejam saja menikmati pijitannya, turun lagi ke pundak. “Enak John”, kataku. “Memangnya pernah jadi tukang pijit ya”, godaku. Dia diam saja, tapi tangannya meluncur ke toketku. Jarinya mulai menelusuri toketku, dielus2nya dengan lembut. Aku terdiam, napasku mulai memburu terengah. Jarinya diselipkan ke braku dan mengkilik2 pentilnya. Pentilku langsung mengeras, “Aahh”, lenguhku. Dia langsung saja meremes2 toketku dengan penuh napsu. Aku bersandar di dadanya yang bidang. Dia mulai menciumi leherku sementara kedua toketku terus saja diremes2, sehingga napsuku makin berkobar. Kemudian dia minta aku berbaring dan dia baring disebelahku. Aku tak menunggu lama, dia segera mengecup bibirku. Kubalas dengan ganas. Bibirku dikulumnya, lidahnya menjalar didalam mulutku. kemudian tangannya mulai meremas-remas pantatku dengan gemas. setelah itu tangannya mulai menyusup ke dalam cdku dan meremas kembali pantatku dari dalam. Kemudian, dia mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih nonokku. “Ohh.. John,” rintihku. kurasakan napsuku mulai naik, Jarinya dengan lincah menggosok-gosok lubang nonokku yang mulai basah. Nafasku juga mulai cepat dan berat.

ia membuka cdku dan membuka lebar-lebar pahaku sehingga nonokku terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tangannya. dengan sigap tangannya kembali meraih no nokku dan meremasnya. Dia menjilati telingaku ketika tangannya mulai bermain diitilku. Napsuku sudah tak tertahankan lagi. Aku mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku. Dia terus menekan-nekan itilku dari atas ke bawah. aku meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. John” desahku bernafsu. Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan menekan itilku dengan berirama. Rasanya bagaikan melayang dan desahanku berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, aku nyampe. “John, nikmat banget, belum dien tot saja sudah nikmat,” desahku, tanganku meremas tangannya yang sedang bermain di itilku dengan bernafsu.

Di luar perkiraanku, dia malah memperkeras dan mempercepat gerakannya. Dia merentangkan kedua pahaku. Kurasakan jilatan lidah di bibir nonokku, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuhku. Jilatan itu menjalar ke itilku, kurasakan gigitan lembut di itilku yang kian merangsang napsuku. Aku melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh dia untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksiku, dia terus menggesekan jarinya di liang nonokku yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku pun mendesah keras terus-menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya tak lama kemudian. nonokku mengeluarkan cairan deras bening, aku nyampe untuk kedua kalinya. “john, ooh”, lenguhku.

Dia membuka braku dan meremas toketku dengan sangat keras. Aku melenguh sakit, kemudian pentilku yang menjadi sasaran berikutnya, dipilin dan dicubitnya pelan. Napsuku kembali berkobar, nonokku kembali membasah, “john, entotin aku sekarang, aku udah napsu banget”, erangku. Diapun mencopot cdnya, ko ntol besarnya sudah ngaceng berat mengangguk2. Dia menggesekkan kepala kon tolnya ke bibir nonokku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahnya di nonokku sebelumnya hingga kutanggapi sensasi luar biasa itu dengan rintihan keras kenikmatan. “Ahh! John..Ohh.. entotin aku buruan,” rancauku.

Dengan perlahan ia memasukkan kepala kon tol ke dalam nonokku, segera dia menyodok-nyodok kon tolnya dengan kuat dan keras di nonokku. Rasanya nikmat sekali. Dia mendesah terus-menerus memuji kerapatan dan betapa enaknya nonokku. kon tolnya yang panjang dan besar terasa me nyodok bagian terdalam nonokku hingga membuatku nyampe lagi. “John, aku nyampe lagi, aakh nikmatnya”, erangku.

Kemudian dia membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan kon tolnya ke dalam nonokku dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding nonokku yang masih sensitif. “Oh Neza..nonokmu bagaikan sorga, ” Akhirnya setelah menggenjotku selama setengah jam, dia ngecret didalam nonokku. Pejunya terasa dengan kuat menyemprot dinding nonokku. Dia melenguh nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Tangannya dengan kuat meremas toketku dan menarik-narik pentilku.

Setelah reda, dia berbaring di sebelahku dan menjilati pentilku. Pentilku disedot-sedot dan digerogotinya dengan gemas. Tampaknya dia ingin membuatku nyampe lagi. Tangannya kembali menjelajahi nonokku, namun kali ini jarinya masuk ke dalam nonokku. Dia menekan-nekan dinding nonokku. Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan dia tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Wow! Rasanya ajaib sekali! nikmatnya tak tertahankan. Ternyata itulah G-Spot. Aku tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badanku mengejang dan nonokku kembali berlendir. “John nikmat banget deh malem ini”, kataku. Pinter banget dia merangsang aku dan membuat aku nyampe, baik pake kon tolnya maupun pake jarinya. Segera akupun tertidur kelelahan.

Ketika aku terbangun hari udah siang, dia masih saja mendengkur disampingku. Aku bangun ke kekamar mandi untuk kencing, cuci muka dan sikat gigi. Ketika kembali ke ranjang dia masih saja mendengkur. Aku ngintip dibalik korden kamar, matahari udah tinggi juga. Aku melihat jam tanganku, udah jam 8 lewat. Korden kusibakkan, dia terbangun karena silau, matanya dipicingkan untuk mengurangi silaunya sinar yang masuk kamar. kulihat kon tolnya sudah tegak seperti tiang bendera. dia ke kamar mandi, terdengar kloset berbunyi, rupanya dia kencing. gak lama lagi terdengar dia menyikat gigi. ketika dia kembali ke kamar, aku udah berbaring di ranjang lagi menantikan serangan pagi. aku melihat kon tol besarnya masih aja ngaceng dengan kerasnya walaupun dia udah kencing. Dia duduk disampingku dan mencium bibirku. “Pagi sayang, kita main lagi yo”, ajaknya. Kembali dia menciumku, aku menyambut ciumannya dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakiku ngelingker di pinggulnya supaya lebih mepet lagi. Tangannya mulai main, menjalari pahaku. Tangannya terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahaku. nonokku digelitik-gelitik. Aku menggelepar merasakan jari-jarinya yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya. “Hmmhhh…enak, John.” erangku. jari-jarinya tambah nakal, menusuk lubang nonokku yang sudah berlendir dan mengocoknya. Aku tambah mengerang. “John…hhh…masukkin kon tol kamu, aku udah nggak tahan..hhhh…hhh…”

Baca Juga :   Ibu Mertua Super Toge

Dia segera memposisikan diatasku yang sudah telentang mengangkang. kon tolnya ditancapkan ke nonokku, aku melenguh keenakan, “John kon tol kamu nikmat banget deh”. kon tolnya didorongnya lagi sampai mentok. “John..oohhh..nikmatnya” erangku. kon tolnya dikocok keluar masuk nonokku. aku mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirku tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya dia ngecret. Ugh, rasanya enak bener…! pejunya berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam nonokku. Aku sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe nonokku mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari nonokku membanjir…meleber di paha, betis dan pantatku. Aku menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan.

Dalam nada tersengal-sengal aku minta lagi, “Aku masih kepengen lagi…”. dia merebahkan badannya di sampingku. Dia kembali menciumku. Aku ladenin ciumannya. Dia menindih badanku sambil menciumku. Lidah ketemu lidah, membelit, dan saling menjilat. Aku menggumam gumam kenikmatan, sambil berciuman dia menggoyang-goyang pinggulnya sampai kon tolnya yang telah ngaceng lagi terasa kena di nonokku. Bosen ciuman, bibir dan lidahnya menjalar ke kuping leher bahu, ketiak, terus ke toketku. Dia gemes banget ngeliat pentilku yang kecoklat-coklatan dan mencuat ke atas itu. Dia menjilat pentilku dengan rakus sampai Aku ngerasa geli. Pentil sebelah kanan digigitnya dengan lembut, lidah nya menggelitik pentilku di sela-sela gigi depannya, sementara toket sebelah kiriku di remas-remas. Tubuhku menggelinjang karena geli dan nikmat. Setelah beberapa saat di permainkan, toketku terasa mengeras dan pentilnya tegak. Lendir nonokku mengalir dan terasa basah di perutku.

“John, gantian aku yang ngemut kon tol kamu ya”, kataku sambil menelentangkan badannya diranjang. Aku mulai beraksi. Kupegang kon tolnya dengan kelima jariku. Kukocok-kocok batangnya perlahan. Dia menggumam pelan, “Enak Nez, terus..” “John keras banget, gede lagi”, kataku sambil menciumi kon tolnya dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya. “Aah Sin, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangnya. kontolnya kujilati seluruhnya kemudian kumasukkan ke mulutku, kukulum dan kuisep2. Kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya di mulutku. Lidahku mulai merambat ke kepala kon tolnya, kujilati cairan yang mulai muncul di lubang kencingnya. Lalu lidahku menggeser ke batangnya, menjelajahi tiap jenjang kont olnya. Tangan kiriku mengelus biji pelernya. “Nez…” gumamnya pelan. “enak banget, geli-geli nikmat”. Aku hanya tersenyum ngeliat dia merem-melek kayak gitu. Terus aku membuka mulutku dan menjejalkan kon tolnya masuk ke dalam mulutku. kon tolnya kuisep kenceng-kenceng, lalu dengan mulut kukocok kon tolnya turun naik turun “uuuuggggghhhh…sedap enak…mmmmhhhh…”, erangnya.

Aku lalu merubah posisiku untuk melakukan 69. aku di atasnya dan menyorongkan pantatku ke mukanya. Dia nggak nunggu dua kali, langsung aja dia menjilati nonokku yang berlendir dan merekah merah itu. bibirnya menyedot lubang nonokku, menghisap lendirnya. lidahnya dimasukin ke dalam lubang nonokku, menjilati dinding-dinding basah, sementara jarinya mempermainkan itilku. aku menggelinjang setiap kali dia mengecup bibir no nokku. Dengan kedua tangannya, dia membuka nonokku pelan2, terasa lidahnya menjulur menjilati bagian dalam bibir nonokku. Aku melepaskan emutanku di kon tolnya dan mengerang hebat, “John aakh”. Pantatku menggelinjang sehingga mulutnya melekat erat di nonokku. “Terus John aakh”, erangku lagi, kemudian terasa itilku yang menjadi sasaran berikutnya, aku makin mengerang keenakan. nonokku makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya aku udah napsu banget. Cukup lama dia mengemut itilku dan akhirnya “John, aku nyampe, aakh”, erangku. “nikmat banget deh, belum dient ot udah nikmat begini”. Aku mengerang-ngerang dengan kon tolnya di mulutku, menyuarakan kenikmatan. Lendir dari nonokku membajir membasahi mukanya. Aku melepaskan kon tolnya dari mulutku dan meminta dia menyodok aku dari belakang.

Waktu kon tolnya masuk, aku hanya merintih pelan. kon tolnya dienjotkan keluar masuk dengan kencang, aku hanya bisa mengejang-ngejang menahan nikmat. Tangannya ikut nimbrung merangsang itilku. Kocokan ko ntol di nonokku dan kilikan jarinya di itilku membuat aku mengerang dan menjerit-jerit kenikmatan. Sudah dua kali nonokku berkontraksi karena aku nyampe, tapi dia terus mengocok kon tolnya keluar masuk sampai aku lemes. Cairan nonokku membecek, meleleh turun ke paha. Ditengah kenikmatan, dia mengganti posisi lagi, dia duduk di sofa dan aku duduk dipangkuannya membelakanginya. kon tolnya sudah nancep semuanya lagi di nonokku. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu menolehkan kepalaku sehingga dia langsung melumat bibirku. Aku semakin cepat menaik turunkan badanku sambil terus ciuman dengan liar. Tangannya gak bosen2nya ngeremes toketku. Pentilku yang sudah keras itu diplintir2nya. Gerakanku main liar saja, aku makin tak terkendali menggerakkan badanku, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga kon tolnya nancep dalem banget. “John, aku dah mau nyampe lagi, aahh enak banget”, erangku.

Tau aku udah mau nyampe, dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga kon tolnya yang masih perkasa lepas dari nonokku. “Kok brenti John”, tanyaku protes. Aku ditelentangkan lagi diranjang, aku dinaikinya dan kembali ditancepkannya kon tolnya kedalam nonokku. Dengan sekali enjot, kon tolnya sudah ambles semuanya. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat. nonokku mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolnya, tandanya aku dah hampir nyampe. Dia makin gencar mengenjotkan kon tolnya, dan “John, aku nyampe, akh”, jeritku. Diapun merasakan remesan no nokku karena nyampe. enjotannya makin cepat saja sehingga akhirnya, “Nez…” dia berteriak menyebut namaku dan terasa pejunya ngecret dengan derasnya di nonokku. Dia mencabut kon tolnya dan terkapar disebelahku.

“John, nikmat banget pagi ini, lebih nikmat dari semalem, aku sampe berkali2 nyampe baru kamu ngecret”, lenguhku lemes. Dia mencabut kon tolnya dari nonokku dan memesan agar makan pagi dikirim ke kamar untuk 2 orang. Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, ketika aku sedang membilas badanku terdengar bel pintu, pasti makan pagi sudah siap. Selesai mandi aku keluar, makan pagi sudah tersedia di meja, dia sedang menikmati makan paginya. Segera aku nimbrung.

Categories