Cerita Dewasa Tergoda Body Ovva
Duniasex99 – hubunganku dengan Merry kekasihku sungguh sangatlah bebas sekali. Karena Merry kos ditempat yang bebas aku jadi masuk atu keluar kos Merry sesuka hatiku sendiri. Bahkan aku sering nginep kos Merry kalau nafsuku sudah gak bisa aku tahan lagi, dan selama semalaman aku memuaskan nafsuku bersama Merry kekasihku yang paling HOT.
pagi itu aku datang dikoas Merry, namun setelah sampai sana aku lihat kos sepi sekali dan aku pun langsung masuk kamar Merry karena aku juga membawa kuncui kamar Merry sendiri. Namun setelah masuk kamar Merry aku lihat kamarnya sangat sepi. Aku pun merasa jengkel karena pada pagi itu aku sangat nafsu sekali dan aku ingin meluapkannya pada Merry. Aku pun sejenak tiduran sambil menahan rasa jengkelku ini. Joker688
Belum sampai lima belas menit aku tiduran tiba-tiba pintu kamar yang nggak aku kunci terbuka. Ovva dengan celana pantai dan kaos dagadunya sudah menerombol masuk ke kamar Merry.
“Hai mas,… sedang apa ?” si Ovva teman sekost nya Merry datang, wah si Ovva nih pasti minta tolong ngetik lagi.
“Minta tolong dong mas,…” pintanya sambil berganyut di daun pintu. Aku pura-pura nggak mau
“Aduh,.. aku bener-bener capek sekarang Va,… kalau kamu sendiri mau pake komputer ini pake aja” Ovva memonyongkan bibirnya, aku tahu dia nggak lancar ngetik maklum nggak sering make komputer.
“Tolonglah mas,… aku nggak bisa ngetik lancar nih apalagi ini banyak rumusnya, bisa-bisa dua lembar selesai dua hari “. Memang sih kalo MSWord pake rumus mesti klak-klik terusan ngerjakannya.
“Kamu bawa ke rental saja deh, ntar disana ada kok yang mau ketikin”.
“Penuh,… besok sudah harus dikumpulin” jawabnya singkat.
“Duh mahasiswa, kebiasaan pake acara dadakan tuh,… Oke aku ketik tapi nanti kamu harus pijitin aku. Bagaimana ?” aku mengajukan penawaran.
“Nanti kalo ketahuan Merry ?” Ovva memandang langit-langit dan aku memandangi pahanya.
“Enggak,… kan Merry lagi ke Bromo”
Singkatnya penawaranku diterima dan aku langsung ketik naskah punya Ovva. Baru dua paragraf aku ketik, aku jadi teringat kalau aku juga pernah ketik naskah semacam ini untuk Merry. So jadi tinggal Copy dan Paste lalu Edit sedikit dan selesai.
“Di print sekalian nggak nih Va ?” tanyaku pada Ovva yang malah asik bolak-balik majalah punya Merry.
“Lho kok cepet sekali, nggak ada yang salah ketik apa ?” ia bangkit dan mendekat ke arah monitor memeriksa naskah itu. Ovva agak membungkuk membaca hasil ketikanku di monitor. Eh ada kesempatan baik, leher kaosnya jadi turun dan aku bisa melirik tetek milik Ovva. Luar biasa, sekilas saja aku bisa pastikan tetek milik Ovva masih kencang.
“Eh nakal ya,…” aduh ketahuan deh. Ovva segera bangkit dan menutup leher kaosnya. Aku nyengir-nyengir saja. Tapi dia nggak serius tuh marahnya, Ovva malah senyum-senyum malu sambil memaksakan diri melotot.
“Ntar aku bilangin Merry lho, mas suka ngintip” ancamnya lagi.
“Ah bukannya kamu yang suka ngintip kalo aku pas tidur sama Merry”, aku balikan kata sambil menyalakan printer. Memang Ovva pernah ketahuan ngintip pas aku sedang minta jatah biologis sama Merry.
“Nih ” empat lembar naskah itu sudah tercetak dan aku serahkan sama Ovva.
“Trims ya mas,…. Jadi nggak pijit nya ?”
“Oh ya jadi dong,…”
Aku tiduran di ranjang dan Ovva memijiti punggungku. Pintu aku tutup tapi nggak aku kunci. Aku melepaskan baju yang aku pakai, aku bilang takut kusut. Pijatan Ovva terasa enak sekali malah seperti sudah prof. Dari leher sampai pinggang diurut dengan seksama.
“Va,… kamu cerita sama Iwan (pacarnya Ovva) nggak ?” tanyaku membuka kebisuan.
“Cerita apa ?”
“Tentang yang kamu intip itu”
“Ah ya enggak dong “
“Bener ?”
“Iya,..!!!”
Dua puluh menit aku dipijitin sama si Ovva lalu dia mengeluh capek. Aku menawarakan diri untuk gantian pijit.
“Ah enggak ah, geli,…”.
“Tapi enak lho Va percaya deh” mulanya dia nolak tapi akhirnya mau juga.
Aku bangkit sambil aku geser dia untuk naik ke ranjang. Aku pijit mulai dari lehernya lalu turun ke punggung dan pinggang. Aku perhatikan paha bagian belakang Ovva mulusnya bukan main, putih lagi.
“Va kamu pernah nggak main sama Iwan ?” aku beranikan diri untuk masuk ke dalam topik yang rada ngeres.
“Main apaan ?”
“Main kayak aku sama Merry”
“Ehm,… mulai aneh-aneh ya,…”
“Cuma nanya kok “
“Kalo pernah kenapa dan kalo belum pernah juga kenapa ?”
“Yah nggak apa-apa, cuma pingin tahu aja, kamu tahu aku sama Merry, aku juga kepingin tahu kamu dengan Iwan”
“Nggak ah,… nggak aku jawab”
“Ah berarti pernah nih”
“Lho kok bisa ambil kesimpulan?”
“Iya biasanya kalo belum pernah pasti jawabnya tegas belum”
“Terus, kalo aku sudah pernah main sex begitu sama Iwan kenapa juga”
“Yah,… barangkali,….” Aku sengaja nggak nerusin kata-kataku.
“Barangkali apa ?!”
“barangkali aku boleh coba”
“Ah nggak mau,….”
“Kenapa,…”
“Aku takut, punya mas besar sekali”
“Justru yang besar itu yang enak tahu “
“Ah masak ?” Ovva memutar badannya dari yang tadinya telungkup jadi telentang. Aku nggak buang waktu lagi, aku segera menindihnya. Ovva gelagepan ketika aku serang teteknya yang membuat aku penasaran dari tadi. Aku ciumi lehernya sampai dia terengah-engah kehabisan nafas. Ketika aku dapatkan bibirnya tanganku mulai melepasi kaos dan celana pantai sekalian cd-nya. Aku tangkap gundukan daging di selangkangannya dan dengan jari tengahku aku gosok lipatan dagingnya yang sudah becek dengan lendir. Ovva jadi Ahhh uhhhh sambil menggelinjang ke kanan dan ke kiri.
Tiba tiba Ovva jadi buas, ia mendorong tubuhku dan duduk diatas perutku membelakangi aku. Dengan terburu-buru ia melepaskan ikat pinggang celana yang aku pakai. Aku ngeri takut kalau resleting celanaku makan korban. Dan sebentar saja Ovva sukses menurunkan celana yang aku pakai sebatas lutut. Dan bongkahan daging yang sedari tadi sudah membengkak diselangkanganku menyembul keluar.
Ovva meremasnya kuat-kuat sebelum ia memundukkan pantatnya ke arah mukaku dan “slup” bongkahan dagingku itu sudah masuk dalam mulutnya. Nggak nyangka, Ovva yang selama ini aku kira diem eh ternyata,…. Boleh juga permainannya.
Aku juga nggak tinggal diam, memiaw Ovva yang hampir tanpa bulu itu sudah terpampang didepan mukaku dan aku hisap serta jilati sepuasnya. Lidahku aku julurkan mencoba menerobos ke dalam lobang memiaw Ovva. Sejenak ia melepaskan kulumannya dan menengadah sambil merancu “Ehhh lagi mas ehhh terus terus yah yang itu ehhhh” ….
Aku nggak tahan lagi didiemin barangku. Segera aku dorong pantat Ovva sehingga ia telungkup lagi dan aku arahkan rudal scottku ke balik pahanya.
“Agak diangkat dikit dong Va” pintaku supaya Ovva agak nungging. Ia menuruti sambil membuka selangkangannya lebih lebar. Dan aku mulai membenamkan rudalku dalam memiawnya. Ia meringis dan katanya punyaku lebih besar dari pada milik si Iwan. Tapi ketika aku mulai membenamkan lebih dalam lagi Ovva melotot dan mengaduh kesakitan. Mungkin karena ia baru pertama kali ini mendapatkan the real penis macam punya aku. Aku diamkan sebentar sambil menenangkan Ovva. Kalau gara-gara ini akhirnya di cancel wah rugi dong aku.
Aku mulai pelan pelan menarik dan membenamkannya lagi sampai Ovva terbiasa. Nggak seberapa lama kok, lima enam kali memiaw Ovva sudah bisa adaptasi dengan punyaku. Meskipun begitu lobang memiaw Ovva masih terasa menggenggam batang dagingku erat sekali. Jadi ingat rasanya seperti pertama aku memperawani si Merry dulu. Nggak sampai sepuluh menit Ovva sudah kejang melepaskan orgasmenya yang pertama. Ah dasar pemula sih. Aku berhenti sejenak disaat aku sudah sampai pada tujuh puluh lima persen hampir orgasme.
Aku bangkitkan lagi gairahnya dengan meremas kedua puting tetek Ovva dari belakang. Berhasil, Ovva mulai menggoyangkan lagi pantatnya dan aku nggak buang waktu lagi, aku segera mengayunkan ke depan dan kebelakang mengimbanginya. Ovva orgasme sampai empat kali sebelum yang kelimanya aku dan Ovva orgasme bareng-bareng. Aku hamburkan semua spermaku dalam memiaw Ovva yang berdenyut kuat dan aku tertidur. Agen Joker688
Aku bangun sekitar pukul setengah sembilan dengan kemaluan masih menancap dalam memiaw Ovva. Aku bangunkan dia dan,… asiknya si Ovva jadi minta lagi. Malam itu aku ganti ganti style mulai dari frontal, berdiri, doggy style juga dengan duduk diatas kursi. Aku bermalam di tempat kost itu kali ini bukan di kamar Merry tapi di kamar Ovva. Aku jadi nggak kesepian lagi meski Merry ke Bromo sampai empat hari dan empat hari itu aku dan Ovva menggunakan kesempatan sebaik-baiknya.
Ovva pindah kost setelah dua minggu sejak itu. Tempat kost baru Ovva sejenis dengan tempat kost sebelumnya bebas keluar masuk. Aku dapat dua jatah satu dengan Merry satu lagi dengan Ovva. Terus terang aku lebih suka main dengan Merry yang lebih prof daripada Ovva. Beberapa hal yang aku suka pada tubuh Ovva adalah memiawnya yang nggak terlalu banyak bulu dan teteknya yang begitu ranum, sedang yang aku suka pada Merry adalah teknik main sexnya yang luar biasa. Sorry nggak sempat aku ceritakan disini, mungkin lain kali. Buat Iwan aku minta maaf telah melanggar kebunmu, habis menurut Ovva kamu kurang bersungguh-sungguh dan selalu ketakutan dengan kehamilan. Kan ada tekniknya supaya nggak hamil tanpa harus ketakutan.