Ngisap Kontolnya Begitu Sedap Ku Rasa
Cerita Sex ini berjudul ” Ngisap Kontolnya Begitu Sedap Ku Rasa ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2017.
Duniasex99 – Sudah sekian lama kegiatan ronda malam di kampungku berjalan, Dan setiap malam ada jadwal ronda empat regu atau empat orang yang ronda. dan giliran anak muda di kampung di jadwalkan ronda hanya malam minggu.
Pada suatu ketika waktu aku giliran ronda. Temanku belum ada di pos peronda padahal waktu udah larut malam sekitar jam 22.30. Dan aku tidak peduli temanku mau berangkat silahkan tidak ya terserah mereka, Yang penting aku ada jadwal ronda tetep aku berangkat, Meskipun aku sendiri ronda nya tidak masalah.
Aku mulai tugasku jalan-jalan keliling kampung. Sesampai rumah Pak Kun, aku melihat rumahnya Pak Kun jendela kaca rumahnya dan kordenya belum tertutup.
Aku berusaha mendekat maksutku untuk ngontrol rumahnya apakah kaca jendelanya itu dibuka maling atau lupa di tutup. Aku mencoba mendekati jendela itu dan jalanku sangat pelan sekali, sesampai jendela itu aku malah denger desahan-desahan orang yang lagi ngentot.
Akhirny telingaku aku dengarkan baik-baik arahnya di sebelah mana, ternyata suaranya ku dengar dari dalam kamar. Lalu aku penasaran aku menuju ke suara desahan itu pelan-pelan, dan sambil deg-degkan jantungku karena aku gak pernah mengintip (tapi maksudku bukan mengintip orang lagi maen seks dan aku kira ada maling masuk di rumahnya Pak Kun) ,
ketika sampai kamar yang ku tuju, kayaknya ini kamarnya Pak Kun dan istrinya dan dia lagi ngentot . dan aku berusaha mendekat lagi, suaranya desahan-desahan dan nafasnya kayak orang lagi habis lari dan kudengar kasurnya bunyi agak berisik dan kudengar lagi,
“Ssshh… ahhhh… emhhhh… uhhhhhhh, terdengar kayak lagi menahan sesuatu. Pasti ini Pak Kun dan Bu Kun lagi asyik ngentot (batin aku bilang gitu). Lalu kudengar juga bunyi kecepak-kecepok, nampaknya Pak Kun melakukanya sangat hot sekali seperti sedang mengocok memeknya Bu Kun.
Aku semakin penasaran dan, darahku naik samapi ke kepala, sampai batang penisku berdiri keras. Aku sebenarnya pengen juga dan membayangkan saat Pak Kun ngentot istrinya. Dan misal bisa akulah yang ngentot langsung sama Bu Kun yang bahenol dan cantik itu.
“Oohhhhh, sssshhhhh Bune, aku mau keluar ni, sshhhhhhh…. uhhhhh..” kudengar desahan Pak Kun. Suara ngentotnya semakin cepat samapi terdengan kecepak-kecepok, samapai bener-bener berhenti.
Dan Pak Kun kelihatanya sudah selesai melakukan ngentotnya. Begitu gak ada suara ngentot lagi, aku jalan pelan-pelan pergi dari rumahnya Pak Kun sambil kepalaku berdenyut dan penisku masih berdiri tegak.
Dari malam itu, aku jadi sering mengintip kalau aku sedang dapat jadwal ronda. Meskipun jendela dan kordenya tertutup, tapi suaranya masih jelas meskipun remang-remang atau tidak jelas saat aku mengintipnya Dan aku tau jadwalnya kalau mereka sedang ngentot, biasanya sesudah nonton televisi Pak Kun dan Bu Kun mematikan lampu dan masuk ke kamar tidur dan mereka sering melakukanya (ngentot).
Kadang-kadang mereka hanya bercakap-cakap sebentar, kadang langsung kayak bunyi berisik dikit-dikit, kadang-kadang tertawa dan desahan-desahan genit. Dan waktu aku mengintip mereka tidur juga pernah, Terkadang mereka udah melakukanya.
Di kemudian hari saat aku berjalan mau beli rokokterkadang ketemu sama Bu Kun namun aku hanya biasa-biasa saja, karena aku pun tidak ada masalah sama Bu Kun, tapi lama-lama aku ingin bercinta sama istri Pak Kun, karena aku penasaran banget kalau melakukan ngesek sama beliau. Orangnya usianya hampir mau kepala emapat , tapi orange cantik, badannya berisi, dan pantat sama toketnya yang besar.
Tapi aku sadar hal itu pasti tidak akan mungkin, karena Bu Kun istri orang dan dia pun menganggapku sebagai tetangganya saja. Toh misal aku berani menggodanya pasti nanti ada masalah besar di kampungku.
Bisa-bisa aku di hakimi warga atau diusir dari kampungku tempatku tinggal. Meskipun aku hanya dapat menikmati keindahan tubuh Bu Kin lewat ngintip aku pun juga menerimanya.
Dua minggu kemudian aku mendengar bahwa Pak Kun sedang sakit dan di okname di rumah sakit, dan beliau sakit gagal ginjal. Sebagai tetangga yang baik dan aku masih bujangan aku sempatkan menengoknya di rumah sakit. Yang terpenting aku mencoba silaturahim yang baik dan pengenya sih lebih akrab dengan Bu Kun.
Pada saat aku menengok Pak Kun di rumah sakit bersamaan dengan adiknya Pak Kun dan ada tetanggaku juga ada yang ikut. Waktu itu kami menengoknya sore hari, dan Bu Kun ingin pulang mau bersih-bersih rumah dan yang mengantikan nunggu di rumah sakit adalah adiknya, karena Bu Kun dari hari pertama Pak Kun di okname beliau belum pulang sama sekali.
Akhirny aku menawarkan diri untuk pulang bersamaku. Dan Bu Kun menerima tawaranku. Lha mulai itu aku menjalin hubungan dengan keluarganya Pak Kun lebih akrab.
Jam 19.00 aku dan Bu kun pulang. Aku naik mobilku dan di perjalanan, kami mengobrol sana sini dan mengenai sakitnya Pak Kun tadi. Katanya Bu Kun kira-kira satu minggu lagi sudah boleh pulang. Aku mulai mencoba memancing pembicaraan yang menuju hampir kurang ajar. Karena Ini kesempatanku untuk coba mendekatai Bu Kun.
“Bu, sebelumnya aku minta maaf kalau perkataanku ini tidak berkenan di hati, Ibu kan hamper empat tahun bekeluarga kok belum diberi momongan, apa memang di tunda apa gimana Bu,,?” kataku sambil hati-hati dan pelan.
“Ya,,, beginilah Dek Irfan, kami berdua hanya bisa menjalani Barangkali Tuhan belum mendengar doaku ” jawab Bu Kun.
“Hehehehe tapi rajin to Bu bikinya,,” godaku sambil becanda dikit.
“Hehehehe ,,kalau itu sih pasti Dik Irfan” jawab Bu Kun agak malu-malu dikit.
Sebenarnya kan aku sudah tahu bahwa mereka hanpir setiap hari dan minimal 2 kali semalam saat ngentot sampai aku terbayang saat Bu Kun merasakan keenakan dan desahan-desahanya. Aku semakin nekad dengan pertanyaanku,
“Tapi, Kok belum hamil juga ya Bu.. padahal Ibu rajin melakukanya ?” lanjutku pertanyaanku.
“Ya, itulah Dek…kami yang penting berusaha terus. Oh ya ngomong-ngomong kapan Dik Irfan meniakah, kan sudah kerja, udah mapan, punya mobil, keren lagi. Cepetan nyari nanti keburu gak kebagian cewek lho”, kata Bu Kun sambil tertawa.heheheehe
“Iya juga sih Bu Kun, Aku sih gak jelek-jelek amat. Tapi kok gak ada yang mau sama aku ya, apa aku minta tolong sama Bu Kun untuk mencarikan aku pasangan, tapi kiterianya yang kayak Ibu Kun,” kataku sambil menggodanya.
“Lho kok yang kayak aku, kan diluar sana banyak to Dik, cantik-cantik cakep-cakep. Aku kan udah tua udah jelek dan pada kriput,” katanya sambil ketawa.
Aku harus berusaha Tanya lagi dan harus berhasil kesempatan ini sambil menggombali beliau.
“Oh ya Bu Kun, kita perjalanan pulang gak usah buru-buru ya kita makan dulu atau muter-muter dulu. Kan di rumah Bu Kun sendirian kita makan dulu ya. Mau ya Bu?” ajakanku dengan penuh harapan bahwa jangan menolak ajak anku.
“Tapi ini udaah malem lho Dik” jawabnya.
“Gak apa lah Bu, sekali-kali makan bareng Aku, ni juga baru jam 07.30. Gimana mau ya Bu” aku sedikit memaksa.
“Em….yaudah deh terserah Dik Irfan saja, Tapi jangan malam-malam lho ya..” Bu Kun setuju.
(Batinku bahagia banget dan gembira sekali).
Kami akhirnya berhenti di salah satu temapat makan di Bakmi jawa. Sesampai kami turun terus makan dan melanjutkan ngobrol.
“Oh ya Bu, Aku bener-bener minta tolong, carikan istri yang kayak Bu Kun dong, beneran nih Bu… Soalnya gini Bu, eh tapi gak jadi lah Bu nanti Bu Kun malah marah sama aku”. Gak aku katakan masalahnya aku sengaja membuat Bu Kun penasaran.
“Memang ada apa ya Dik kok membuatku penasaran.” Beliau sambil memandangku penuh tanda Tanya dan penasaran.
“Tapi Ibu janji gak bakal marah ? janji dulu..” kataku.
“Iya aku janji Dek” jawabnya.
“Gini Bu terus terang saja aku ingin sekali punya istri kiterianya persis seperti Bu Kun donga, jujur saja Bu aku suka sama Bu Kun, tapi Aku sadar aku ini memang kurang ajar. Karena Bu Kun kan istri tetanggaku yang harus aku hormati.
Maaf, maaf, maaf banget sekali bu. aku sudah kurang ajar sekali”, kataku menghiba. Bu Kun memandangku sambil kaget dan terus memandangku. sampai sendoknya yang buat makan sampai jatuh di piring. Dan sampai bunyinya membuat beliau kaget, dan beliau tidak berani memandangiku lagi.
Akhirnya selesai makan kami berdiam-diaman sampai mau pulang dan masuk mobil. Dalam perjalanan aku nyetir Mobil aku berpikir lagi, mumpung sudah telanjur, apa aku harus nekad untuk menaklukkan wanita, dan aku nekat kupegang tangannya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku masih di posisi setir.
Dan di luar dugaanku, akhirnya Bu Kun membalas meremas tanganku. Batinku saat itu seneng sekali dan bersorak. Aku tersenyum penuh kemenangan. Dan tidak ada kata-kata, di pikiranku hanya melayang-layang. Dan tiba-tiba ada mobil menyalib mobilku sampai aku kaget,
“Awaassss Dek…..hati-hati” Bu Kun menjerit karena kaget.
“Walah orang itu nyalib kok nekat juga ya..”, Aku.
“Makanya kalau nyetir jangan macam-macam, jangan melamun”, kata Bu Kun sambil tertawa.
Akhirnya kami selama perjalan tidak ada yang diam diaman seperti tadi, Aku ngomong, dan Bu Kun ngomong apa saja bebas. Lalu akhirnya kami sampai di rumah Bu Kun aku hanya mengantar sampai pintu masuk, aku lanjutkan lalu pamit pulang.
Sesampai rumah aku ingin tidur, tapi gak bisa. Dan akhirnyaaku nonton TV, dan tidak nyaman juga. Aku lalu kepikiran Bu Kun terus menerus dan membayangkan Bu Kun yang sekarang sendirian dan lagi sedang apa, beliau hanya ditemani pembantunya yang tua di kamar paling belakang.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk dating kerumahnya. Entah setan mana yang mendorongku, tahu-tahu aku sudah keluar rumah dan sampai ke rumahnya Bu Kun. Aku langsung mendatangi jendela kamar Bu Kun dengan berdebar-debar jantungku, Lalu aku ketok pelan-pelan kaca jendelanya,
“Buu, Buu, ni aku Irfan”, kataku pelan banget. Kok sepi, apa mungkin Bu Kun mengiraku maling dan beliau takut. Bisa juga mengira aku maling.
“Aku Irfan”, kataku sambil pelan dan lirih. Lalu terlihat kordenya terbuka sedikit, dan jendela terbuka sedikit.
“Ssssttt lewat pintu belakang,” kata Bu Kun, Aku langsung jalan menuju ke pintu belakang dengan pelan sekali. Pintu terbuka, lalu aku masuk, dan pintu ku tutup kembali.
Aku jalan menuju arah kamarnya dan kami masuk kamar, Aku sudah gak tahan lagi, aku langsung memeluk Bu Kun sampai erat-erat, kuciumi pipinya, hidungnya, sampai bibirnya dengan kecupan lembut dan mesra. Bu Kun pun membalas pelukanku, sampai mem.balas ciumanku satu persatu.
“Aku nggak bisa tidur” bisikku.
“Aku juga, aku kepikiran kamu terus”, katanya sambil memelukku erat-erat.
lalu beliau melepaskan pelukannya, lalu aku melanjutkan aksiku lagi karena aku gak kuat nahan,
“Buu, aku kangen buangeeet, sambil kupeluk lagi”, bisikku sambil terus menciumi dan membelai punggungnya.
Lalu kami semakin menggelora. Aku ditarik ke tempat tidur. Bu Kun lalu tidur berbaling. Tanganku lalu memegang toketnya yang besar, aduuh..terasa nikmat sekali, kuelus buah dadanya dengan lembut, kuremas pelan-pelan.
Lalu Bu Kun menyingkapkan dasternya ke atas, dan dia ternyata tidak memakai BH. Aduh buah dadanya kelihatan putih dan Bulat. Aku nggak tahan lagi, kuciumi, kukulum putingnya, Sementara tanganku masuk ke celana dalamnya dan sampai ke bulu tebal samapi ke memeknya.
Lalu celana dalamnya lalu kulepaskan, Dengan sigap aku melepaskan celana dan celana dalamku.
Penisku langsung tegang dan keras. Bu Kun langsung memulai aksinya dengan memainkan penisku dan mengerakan atau mengocok penisku pelan-pelan. Aduuh, rasanya geli dan nikmat sekali.
Aku sudah nggak sabar lagi. Aku lalu naiki tubuh Bu Kun, Kaki Bu Kun kakinya langsung aku kangkangkan lebar-lebar, dan penisku dimasuk ke liang memeknya yang ternyata sudah basah. Digesek-gesekannya di bibir kemaluannya dan di kenakan klitorisnya, makin lama semakin basah, lalu kepala penisku masuk, dan semakin dalam..
Dan akhirnya blees,,, masuk semuanya ke dalam memeknya Bu Kun. Aku dengan gaya maju mundur pelan-pelan dan teratur.
“Aduuh,,,,, nikmat sekali ”. Bu Kun.
Penisku masuk memeknya Bu Kun yang masih sempit. Makin cepat gerakanku, keluar-masuk, naik-turun dengan penuh nafsu.
“Aduuh,ahhhhhhhh,, Dik Irfan, ,enaak Dek,lebih keras lagi Dek.. teruus” bisik Bu Kun sambil menikmati permainan kami.
Memeknya pun samapi bersuara Prokh-prokh-prokh, bikin tambah semangat untuk memainkan nya,
“Dik Irfan…aku mau keluar nihh… ahhhhhhhhh ahhhhhhhh uhhhh shhhhh, teruus… teruus”, Aku pun juga mau keluar dan gerakanku aku percepat, dan penisku merasa mau mengeluarkan air maniku dan rasanya ingin kayak di semprotkan.
Gerakanku sampai dalam-dalam ke memeknya Bu Kun sampai Poll. penisku berdenyut-denyut, maniku mau muncrat-muncrat di dalam memeknya Bu Kun. Dan aku sama Bu Kun berpelukan kuat-kuat dan,
Crotttttttt-crotttttttttttttttttttt. keluarlah sudah.
aku merasa lemas sekali dan puas sekali.
Lalu ku cabut penisku, dan kami tiduran bersebelahan, lalu berpelukan, mengatur napas kami. Tiada kata-kata yang terucapkan, dan aku sambil menciumnya. Setelah sekitar satu jam aku pamit pulang, aku takut ketauhan orang atau pembantunya.
Pada suatu hari aku berpapasan dengan Bu Kun di jalan dan kami saling menyapa baik-baik. Sebelum melanjutkan perjalanannya, dia berkata,
“Dik Irfan, besok malam ke rumah ya mumpung suamiku belum di bawa pulang ”
“Ok Bu,,” jawabku penuh bermesraan.
“Nanti ke rumah yaa!” katanya dengan tersenyum malu-malu.
Seperti biasa malam minggu adalah giliran ronda malamku. Tanpa dicurigai orang atau bertanya apa-apa kalau pergi keluar malam itu. Setau mereka aku sedang Ronda dan Aku siap untuk menemui Bu Kun. Aku hanya memakai sarung, (tidak memakai celana dalam) dan kaos lengan panjang saja.
Jam udah menunjukkan pukul 22.30. lalu aku berjalan menuju rumah Bu Kun aku lihat situasi dan lampu belakang rumah Bu Kun sudah padam dari tadi. Aku yakin aman, aku lalu menuju ke samping rumah Bu Kun. Aku ketok seperti biasa jendela kamarnya. Tanpa menunggu jawaban, aku langsung menuju ke pintu belakang. Tidak berapa lama terdengar kunci dibuka. Pelan pintu terbuka dan aku masuk ke dalam. Pintu ditutup kembali.
Aku berjalan beriringan mengikuti Bu Kun masuk ke kamarnya. Setelah pintu ditutup kembali, kami langsung memulai berciuman untuk menyalurkan kerinduan kami. Kami sangat menikmati kemesraan itu, karena memang sudah hampir dua hari kami tidak mempunyai kesempatan untuk melakukannya.
Setelah itu, Bu Kun mendorongku, tangannya di pinggangku, dan tanganku berada di pundaknya. Kami berpandangan mesra, Bu Kun tersenyum manis dan memelukku kembali erat-erat. Kepalanya disandarkan di pundakku.
Akhirnya kita ngentot lagi malam itu sampai dua Ronde dan akhirnya aku sampe tidur disitu sampai jam dua malam, akhirnya aku pamitan pulang dan saat itu aku Ronda bentar sekitar satu jam lalu aku pulang ke rumah. Malam itu aku bersetubuh lagi.
Sungguh penuh cinta kasih, penuh kemesraan. dan cinta kasih kami malam itu. Dan aku menunggu hari-hari besok lagi untuk bisa ngentot lagi bersama Bu Kun.
Demikian cerita ngentotku dengan tetanggaku yang cantik dan seksi.
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.